Jumat, 09 Oktober 2015

Analisa Dampak Penambangan Batu di Desa Wadas

Assalamu'alaikum...............

Akhir-akhir ini warga desa Wadas Kec. Bener Kab. Purworejo sedang heboh dalam perbincangan seputar Rencana Penambangan Batu di sebagian wilayah desa Wadas. Hampir setiap perkumpulan seperti, jamaah yasinan, kerja bakti, tempat-tempat tongkrongan, dan berbagai perkumpulan lainya tidak pernah lepas dari perbincangan hal tersebut.

Konon Penambangan batu tersebut berkaitan dengan Rencana Pembangunan Bendungan PLTA di Desa Guntur Kec. Bener Kab. Purworejo. Menurut informasi yang belum jelas sumbernya di desa Wadas ditemukan semacam batu besar, atau yang sering dikenal batu lemosoh oleh warga setempat, dimana batu tersebut dapat dicairkan kemudian disatukan kembali. Hal ini lah yang mengkaitkan Desa Wadas dengan Rencana Pembangunan Bendungan di Desa Guntur tersebut.

Batu lemosoh yang berada pada posisi 50 meter bahkan konon mencapai 100 meter didalam dasar tanah di sebagian desa Wadas tersebut akan ditambang untuk kemudian hasil tambang dibawa ke Desa Guntur dan akan digunakan sebagai tambak atau bendungan.

Nah, dari uraian singkat diatas teman-teman tentu sudah dapat menggambarkan akan seperti apa jadinya wilayah penambangan tersebut. Semua tanaman yang ada diatas tanah setempat sudah pasti akan ditebang semua, termasuk pohon Durian dimana Durian adalah Aset terbesar Pertanian di Desa Wadas. Mungkin memang benar bahwa semua tanaman yang ada di atasnya akan dihargai sesuai kondisinya, namun masalahnya adalah bagaimana jika pohon durian dihargai sebagai harga kayu saja. Sementara sekali lagi Durian adalah aset kita semua, maka seharusnya harga pembelian oleh PT. Pelakasana atau pihak Pemerintah juga harga aset. Saya gambarkan misalnya satu batang pohon durian yang produktif dihargai 2 kali lipat harga nurmal saja, menurut saya itu sama sekali belum cukup. Sekali lagi karena itu aset.

Ironisnya, secara umum warga menerima informasi Penambangan tersebut dengan suka cita dan kebanggan karena desanya sebentar lagi akan ramai. Apa lagi bagi warga yang tanahnya termasuk yang akan ditambang, mereka senang karena akan segera mendapatkan ganti rugi berupa uang yang banyak. Mereka terburu senang sehingga tidak berfikir panjang. Seperti yang kita tahu bahwa tanah bekas penambangan sudah dapat dipastikan akan mati dan tidak dapat ditanami kembali. Lalu bagaimana kehidupan mereka setelah Proyek Penambangan selsesai. Sementara alas atau hutannya sudah mati dan sama ssekali tidak produktif. Mau makan apa? Nah ini yang harus diwaspadai.

Teman-teman, Gambaran diatas hanyalah dampak kecil saja. Berikut ini gambaran atau Analisa Dampak Negatifnya yang lebih besar, Silhakan teman-teman klik disini

Demikian postingan saya klai ini. Semoga bermanfaat dan bis memberi kewaspadaan kepada seluruh Masyarakat Desa Wadas. Amin